Mahasiswa KKN Gelar Pelatihan Pengukuran Efisiensi Fermentasi Sampah untuk Mendukung UMKM Pupuk Cair Berkelanjutan
Pada 5 Februari 2025, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro yang tergabung dalam program multidisiplin "Membangun UMKM Pupuk Cair Berkelanjutan dengan Pemanfaatan Eco Enzyme" mengadakan Pelatihan Pengukuran Efisiensi Fermentasi Sampah dengan Parameter Fisika. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya pelaku UMKM pupuk cair, mengenai pentingnya pengukuran ilmiah dalam fermentasi sampah guna meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi pupuk cair berbasis eco enzyme.
Fermentasi sampah merupakan salah satu metode ramah lingkungan yang dapat mengubah limbah organik menjadi produk bernilai tambah seperti pupuk cair. Namun, tanpa pemantauan yang baik, proses fermentasi sering kali tidak optimal, menghasilkan pupuk dengan kualitas yang bervariasi. Oleh karena itu, dalam pelatihan ini, mahasiswa KKN memberikan pemahaman mengenai berbagai parameter fisika yang mempengaruhi fermentasi, seperti suhu, pH, kelembaban, tekanan, serta waktu reaksi.
Sesi pelatihan diawali dengan pemaparan materi tentang prinsip dasar fermentasi, diikuti dengan demonstrasi langsung cara melakukan pengukuran parameter fisika menggunakan alat sederhana. Peserta diajarkan cara membaca perubahan suhu sebagai indikator aktivitas mikroba, mengukur tingkat keasaman (pH) untuk mengetahui tingkat kestabilan fermentasi, serta memahami peran kelembaban dalam mempercepat atau memperlambat proses dekomposisi bahan organik.
Tidak hanya teori, pelatihan ini juga melibatkan sesi praktik, di mana peserta diajak untuk melakukan pengukuran secara langsung pada beberapa sampel fermentasi yang telah disiapkan. Dengan metode ini, peserta dapat memahami secara lebih konkret bagaimana parameter fisika mempengaruhi hasil akhir fermentasi dan bagaimana cara mengontrolnya agar menghasilkan pupuk cair dengan kualitas terbaik.
Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan terkait kendala dalam proses fermentasi yang mereka hadapi selama ini. Beberapa pelaku UMKM mengungkapkan bahwa mereka sering mengalami ketidakstabilan dalam hasil fermentasi, seperti bau yang kurang sedap atau perubahan warna yang tidak diharapkan. Melalui sesi diskusi, mahasiswa KKN memberikan solusi berdasarkan pemahaman ilmiah serta berbagi tips dalam mengoptimalkan fermentasi agar lebih konsisten dan efisien.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari masyarakat dan pelaku UMKM yang hadir. Mereka merasa bahwa pemahaman mengenai parameter fisika dalam fermentasi sangat membantu dalam meningkatkan kualitas produksi pupuk cair mereka. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan pelaku UMKM dapat menerapkan metode ilmiah dalam produksi pupuk cair, sehingga menghasilkan produk yang lebih berkualitas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Sebagai tindak lanjut, mahasiswa KKN juga menyediakan panduan tertulis mengenai metode pengukuran efisiensi fermentasi, yang dapat digunakan oleh peserta sebagai referensi dalam mengelola proses produksi pupuk cair secara lebih optimal. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah nyata dalam mendukung pengembangan UMKM berbasis lingkungan yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengolahan sampah organik yang lebih efisien dan bernilai guna.